Minggu, 04 Agustus 2013

Hari Raya dan Diabetes

        sebentar lagi umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Lebaran Idul fitri sebagai hari kemenangan bagi umat Islam yangsenantiasa beriman kepada-Nya. semoga Amal ibadah yang telah kita lakukan di bulan suci Ramadhan ini, diterima Allah SWT. Aamiin ...

          saat lebaran, makanan jadi godaan yang sulit diabaikan. Beragam masakan dan kudapan kegemaran sudah terpampang di meja makan, kulkas, bahkan di dekat televisi.

      selain itu, Pola makan dan gaya hidup masyarakat sekarang dapat dikatakan tidak sehat. Dengan tersedianya berbagai restoran cepat saji, membuat masyarakat perkotaan sering memakan makanan yang cepat saji. Akibatnya, banyak dari mereka yang mengidap berbagai macam penyakit berbahaya di usia muda. Salah satu nya adalah diabetes.
         Diabetes sering juga disebut dengan penyakit kencing manis. Karena kadar gula dalam darah penderita diabetes tinggi, maka air kencing penderita pun rasa nya manis karena mengandung gula.

      Tapi waspadalah! Karena menurut Dale Hamilton, spesialis diabetes dari Methodist Hospital di Houston, AS, makanan berlemak tinggi dengan kalori, garam, dan karbohidrat berlebih, berisiko tinggi bagi mereka yang tidak tahu memiliki penyakit diabetes tipe 2.

          Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (HHNK)

Tipe DM :
DM tipe I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin (IDDM). DM ini disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM tipe ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.

DM tipe II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin (NIDDM). DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM tipe II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan danbbiasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
Diabetes Gestasional. Suatu toleransi baik yang ringan maupun yang berat yang terjadi atau pertama kali diketahui pada saat kehamilan.

 Batas-batas kadar glukosa darah yang normal

Penderita diaabetes melitus harus mengetahui nilai batas normal kadar glukosa dalam darah. Adapun kadar glukosa dalam darah terbagi menjadi dua :
•    Kadar gula darah ketika puasa (Fasting Glucose), normalnya adalah < 110 mg/dL dan dikatakan mengidap penyakit diabetes jika kadar gulanya ≥  126 mg/dL. Jika kadar gula darah 110 ≤ GD ≤ 126, berarti orang tersebut berada di level Intermediate Hyperglycaemia (IFG dan IGT) yang berarti orang tersebut berada di antara normal dan diabetes. Pada level ini tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara optimal sehingga sangat beresiko terkena diabetes. Namun orang yang berada pada kondisi Intermediate Glycaemia masih mampu kembali ke kondisi normal.
•    Kadar gula darah normal setelah makan (2-h Glucose) – yaitu kadar gula darah yang diukur 2 jam setelah makan – adalah < 140 mg/dL, dan kadar gula penderita diabetes berada > 200 mg/dL. Berada di antara kedua level tersebut berarti berada pada kondisi Intermediate.

Efek terapi insulin dan latihan (penurunan kadar glukosa darah)

        Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi factor risiko kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki oleh olah raga. Latihan dengan cara melawan tahanan dapat meningkatkan lean body mass dan demikian menambah laju metabolisme istirahat. Semua efek ini sangat bermanfaat pada diabetes  karena dapat menurunkan berat badan, mengurangi rasa stress dan mempertahankan kesegaran tubuh. Latihan juga akan mengubah kadar lemak darah yaitu meningkatkan kadar HDL kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol total serta gliserida. Semua manfaat ini penting bagi penyandang diabetes mengingat adanya peningkatan risiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler pada diabetes.

         Meskipun demikian, penderita diabetes dengan kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl  (14mmol/L) dan menunjukkan adanya keton dalam urin tidak boleh melakukan latihan sebelum pemeriksaan keton urin memperlihatkan hasil negative dan kadar glukosa darah mendekati normal. Latihan dengan kadar glukosa yang tinggi akan meningkatkan sekresi glucagon, growth hormone dan katekolamin. Peningkatan hormone ini membuat hati melepas banyak glukosa sehingga terjadi kenaikan kadar glukosa darah.

       Masalah yang potensial pada pasien yang menggunakan insulin adalah hipoglikemia yang dapat terjadi beberapa jam setelah latihan. Untuk menghindari komplikasi hipoglikemia pasca latihan, khususnya jika latihan yang dilakukannya berat, maka pasien tersebut harus mengkonsumsi makanan cemilan pada akhir latihan. Disamping itu, pasien mungkin harus mengurangi dosis insulinnya yang akan memuncak pada saat latihan
.
        Pasien-pasien yang ikut serta dalam latihan yang panjang harus memeriksa kadar glukosa darahnya sebelum, selama dan sesudah periode latihan tersebut. Mereka harus makan cemilan yang mengandung karbohidrat jika diperlukan untuk mempertahankan kadar glukosa darah.

         Pada penyandang diabetes II yang obesitas, latihan dan penatalaksanaan diet akan memperbaiki metabolisme glukosa serta meningkatkan penghilangan lemak tubuh. Latihan yang digabung dengan penurunan berat akan memperbaiki sensitive insulin dan menurunkan kebutuhan pasien akan insulin atau obat hipoglikemia oral. Pada akhirnya toleransi glukosa dapat kembali normal. Penderita diabetes tipe II yang tidak menggunakan insulin atau obat oral mungkin tidak memerlukan makanan ekstra sebelum melakukan latihan.

        Kepada penderita diabetes harus diajarkan untuk melakukan latihan pada saat yang sama dan intensitas yang sama setiap harinya. Latihan yang dilakukan setiap hari secara teratur lebih dianjurkan daripada latiahan sporadic. Rekomendasi latiahan jasmani bagi penderita yang mengalami komplikasi diabetic seperti retinopati, neuropati otonom, neuropati sensorimotorik, dan penyakit kardiovaskuler. Pada penderita penyakit iskemik jantung terdapat risiko untuk terjadinya serangan angina atau infark miokard. Latihan dengan mnghindari kemungkinan trauma pada ekstermitas bawah yang sangat penting bagi pasien yang mengalami rasa baal akibat neuropati.

      Secara umum dianjurkan agar lamanya periode latiahn ditingkatkan secara bertahap. Bagi banyak pasien berjalan merupakan bentuk latihan yang aman dan bermanfaat karena tidak memerlukan alat khusus serta dapat dilakukan dimana saja. Penderita diabetes harus membicarakan program latihan dengan dokter sebelum melakukan latihan tersebut.

"Kematian paling umum dari diabetes tipe 2 adalah penyakit jantung dan stroke," papar Hamilton.

Tipe 2 adalah diabetes yang paling umum ditemui. Di mana penderitanya kesulitan menghasilkan insulin --hormon yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah makanan jadi energi.

       Gejalanya berupa rasa haus, frekuensi buang air kecil yang terlalu banyak, mati rasa, pandangan kabur, dan kadar gula darah tinggi. Kegemukan dan sejarah diabetes dalam keluarga, bisa meningkatkan risikonya.

     "Gula darah tinggi memperlemah sistem kekebalan. Jadi, seseorang bisa terjangkit flu dan sulit pulih, atau infeksi yang tidak kunjung sembuh," kata Hamilton.
 
   Tes darah, salah satu solusi medis untuk mencegah penyakit diabetes. (Thinkstockphoto).
Tapi bukan artinya Anda tidak boleh memakan apapun saat liburan. Hanya saja, batasi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi. Seperti nasi, kentang, dan pasta. Begitu juga dengan daging ham ataupun kalkun yang mengandung garam tinggi.

Disarankan bagi para penderita atau mereka yang berisiko diabetes, untuk rajin memeriksakan diri ke dokter. Bisa juga membeli alat pendeteksi gula darah di apotek terdekat.

Sumber: 
Medical Express

1 komentar: