1
Pemeriksaan
sumsum tulang (BMP/ Bone Marrow Punction)
-
Ditemukan sel
blast (sel leukemia) yang berlebihan
-
Peningkatan protein
2.
Pemeriksaan
darah tepi
-
Pansitopenia
(anemia, trombositopenia)
-
Peningkatan asam
urat serum
-
Peningkatan
tembaga (Cu) serum
-
Peningkatan
kadar Zink (Zn)
-
Peningkatan
leukosit dapat terjadi (20.000-200.000/µl) tetapi dalam bentuk sel blast/sel
primitif
3.
Biopsi hati,
limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan infiltrasi sel kanker ke
organ tersebut.
4.
Fotothorax untuk
mengkaji keterlibatan mediastinum
5.
Sitogenik :
50 %-60% dari pasien ALL berupa:
·
Kelainan jumlah
kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid (2n+a).
·
Bertambahnya
atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)
·
Terdapat marker
kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan komponen normal dari bentuk
yang sangat besar sampai yang sangat kecil.
Sitogenik merupakan pemeriksaan kromosom-kromosomyang didapat dari contoh sample preparat sel darah atau nodus limfe dengan hasil 50-60%. Pada penderita leukemia akut akan ditemukan kelainan berupa kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperplois (2n+a), bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection), terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan komponen komponen kromosom normal dari bentuk yang sangat besar samapai yang sangat kecil.
amniosintesis dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik melalui pemeriksaan sitogenik (sel). Tindakan ini juga dilakukan untuk memeriksa kadar alfa feto protein di dalam cairan ketuban untuk mendeteksi adanya kelainan tertentu. Setelah kehamilan 24 minggu (6 bulan) amniosintesis dilakukan untuk mengukur kadar bilirubin, penentuan maturitas janin, pemeriksaan mikrobiologik, dan pemeriksaan-pemeriksaan diagnostik lainnya. Pada keadaan tertentu amniosintesis dapat dilakukan sebagai pembantu therapi yaitu untuk menghilangkan tekanan mekanik dan dekompresi. (sumber: http://citraabadi2010.blogspot.com/2012/02/amniosintesis.html).
Pada pasien polistemia
vera yang belum mendapat pengobatan P53 kemoterapi sitomatik dapat
dijumpai kriotip 20q-,+8,+9,13q-,+1q. Variasi abnormalis sitogenetik
dapat dijumpai selain bentuk tersebut diatas terutama jika pasien telah
mendapatkan pengobatan P53 atau kemoterapi sitomatik sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar